SOSIALISASI PENCEGAHAN STUNTING DAN TBC OLEH PUSKESMAS MENINTING DAN DESA SIAGA TBC DESA SANDIK

  • May 15, 2023
  • PPID Desa Sandik
  • Khusus

Sandik – Menempatkan stunting dan TBC sebagai musuh yang harus dilawan dan dikalahkan adalah sebuah prioritas dan komitment pemerintah desa yang harus diperhatikan karena permasalahan stunting dan TBC merupakan peroritas nasional. Dampak dari stunting dan TBC bukan hanya sekarang namun memiliki dampak jangka panjang, seperti dapat menghambat pertumbuhan, kognitif, motorik, gangguan psikis, reproduksi dan produktivitas hingga resiko obesitas begitu pula dengan TBC memiliki efek jangka panjang dapat memepengaruhi perekonomin orang dengan gejala TB dan dapat menularkan kepada keluarga dan orang-orang terdekat hingga yang lebih parah menyebabkan kematian.

Dalam hal ini Puskesmas Meninting dan kelompok kader yang terhimpun dalam lembaga Desa Siaga TBC Desa Sandik menggelar sosialisasi pencegahan Stunting dan TBC kepada 50 orang penerima manfaat PKH yang dikoordinir oleh Abdul ajiz.

Bertempat di Aula Kantor Desa Sandik, Abdul Ajiz sebagai pendamping PKH sebelumnya menyampaikan agar semua orang dapat menyimak dengan baik apa yang disampaikan oleh narasumber karena perogram PKH bukan hanya berkaitan dengan keuangan dan sembako namun kesehatan juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perogram keluarga harapan ini, untuk itu Itu Ibu/bapak harus mengikuti sosialisasi ini sampai akhir tandasnya.

Materi stunting disampaikan oleh pihak puskesmas meninting Ibu Rima Sulastri, S.Tr.Gz dari bagian gizi. Ia menyampaikan Stunting merupakan masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya. Stunting mulai terjadi saat anak masih berada dalam kandungan dan terlihat saat mereka memasuki usia dua tahun dan beberapa gejala yang bisa dikenali, diantaranya: Pertumbuhan tubuh dan gigi yang terlambat, Memiliki kemampuan fokus dan memori belajar yang buruk, Pubertas yang lambat, Berat badan lebih ringan untuk anak seusianya dan lain sebagianya.

Faktor-faktor yang Penyebab Stunting

  1. Kurang Gizi dalam Waktu Lama, sang ibu tidak memiliki akses terhadap makanan sehat dan bergizi seperti makanan berprotein tinggi, sehingga menyebabkan buah hatinya turut kekurangan nutrisi. Selain itu, rendahnya asupan vitamin dan mineral yang dikonsumsi ibu juga bisa ikut memengaruhi kondisi malnutrisi janin. Sehingga jika ada diantara ibu-ibu atau keluarganya yang sedang hamil dimohon untuk memperhatikan asupan nutrisinya.
  2. Pola Asuh Kurang Efektif, pola asuh yang kurang efektif juga menjadi salah satu penyebab stunting pada anak. Pola asuh di sini berkaitan dengan perilaku dan praktik pemberian makanan kepada anak. Bila orang tua tidak memberikan asupan gizi yang baik, maka anak bisa mengalami stunting. Selain itu, faktor ibu yang masa remaja dan kehamilannya kurang nutrisi serta masa laktasi yang kurang baik juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan otak anak.
  3. Pola Makan, rendahnya akses terhadap makanan dengan nilai gizi tinggi serta menu makanan yang tidak seimbang dapat memengaruhi pertumbuhan anak dan meningkatkan risiko stunting. Hal ini dikarenakan ibu kurang mengerti tentang konsep gizi sebelum dan saat melahirkan begitupun setelah melahirkan.
  4. Tidak Melakukan Perawatan Pasca Melahirkan, setelah bayi lahir, sebaiknya ibu dan bayi menerima perawatan pasca melahirkan. Sangat dianjurkan juga bagi bayi untuk langsung menerima asupan ASI agar dapat memperkuat sistem imunitasnya. Perawatan pasca melahirkan dianggap perlu untuk mendeteksi gangguan yang mungkin dialami ibu dan anak pasca persalinan.
  5. Faktor Sanitasi, sanitasi yang buruk serta keterbatasan akses pada air bersih akan mempertinggi risiko stunting pada anak. Bila anak tumbuh di lingkungan dengan sanitasi dan kondisi air yang tidak layak, hal ini dapat memengaruhi pertumbuhannya.

Jadi menyadari stunting merupakan masalah kesehatan yang berisiko tinggi dan dapat memengaruhi pertumbuhan anak hingga dewasa, maka kita perlu mengenal berbagai usaha untuk melakukan pencegahan diantaranya yaitu; (1) memahami konsep gizi. (2) pemeriksaan rutin untuk kesehatan ibu dan bayi (3) mengetahui pentingnya ASI bagi Bayi (4) meningkatkan kebersihan dan sanitasi lingkungan.

Selanjutnya Materi TBC disampaikan oleh Ibu Herna Ummi Hartati sebagai kader Desa Siaga TBC, dimana dalam hal ini disampaikan Tuberkulosis merupakan  penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri atau kuman Mycobakterium Tuberkulosis melalui percikan ludah penderita TB yang dilepaskan ke udara melalui batuk dan bersin. Berdasarkan tingkat keparahannya ada dua jenis infeksi TB yang harus diketahui, yaitu;

TBC laten, TBC laten terjadi ketika penderitanya memiliki kuman di tubuh tetapi sistem imun berhasil mencegahnya supaya tidak menyebar. Penderitanya pun tidak memiliki gejala apapun, dan tidak menular. Meski demikian, infeksinya masih hidup dan suatu hari nanti bisa menjadi aktif dan dapat menular.

TBC aktif, Seseorang yang mengalami TBC aktif adalah ketika kuman berkembang biak dan membuatnya menimbulkan gejala dan sakit serta dapat menularkan penyakit ini kepada orang lain.

Gejala umum ditimbulkan oleh TBC diantaranya; (1) Batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu. (2) Batuk darah atau berdahak. (3) Sakit dada. (4) Mudah lelah dan lemah. (5) Demam (6) Berkeringat pada malam hari (7) berat badan menurun.

Penyebab Tuberkulosis, Penyebab utama tuberkulosis adalah bakteri yang disebut Mycobacterium tuberculosis. Selain itu, ada juga sejumlah faktor risiko yang meningkatkan peluang kita tertular bakteri tuberkulosis yaitu; Menderita diabetes, Malnutrisi, Perokok dan konsumsi alkohol untuk jangka waktu yang lama, lansia dll